Pages

Saturday, 1 August 2020

TPNPB TELAH MENEMBAK HELLY KOPTER MILIK TNI DI NDAGA 2020

The TPNPB News : Pasukan Egianus Kogeya Menembak Helicopter milik TNI.

Laporan Resmi
Panglima Komando Daerah Pertahanan Kodap III Ndugama Brigjen Egianus Kogeya.
Hari ini tanggal 31Juli   melaporkan bahwa   telah menembak satu Buah Helicopter   dengan 4 peluruh .
Kejadian ini terjadi pada hari tanggal 30  Juli 2020 jam 12 .30. di muara  sungai SIMAL dan kali  Keneyam.

Hal ini di laporkan langsung dari Komandan Operasih TPNPB Kodap III Ndugama Pemne Kogeya melaporkan kepada Awak Media The TPNPBNews  melalui telepon selulernya dari Ndugama bahwa: Kami telah mengeluarkan  larangan terkait Penerbangan Pesawat Keluar masuk ke Wilayah Ndugama maupun Hellycopter jenis apapun kami tetap Tembak.

Pemne Kogeya melaporkan bahwa kejadian ini benar kami.sudah dapat laporan langsung dari Timika bahwa Hellycopter tersebut telah bolong dalam keadaan Rusak di Kota Timika Papua.
Hal ini di laporkan langsung dari lapangan info selengkapnya akan kami Laporkan.

Ndugama 31 Juli 2020

Penanggung jawab Perang
Pimpinan  TPNPB-OPM

Brigadir Jenderal EGIANUS KOGEYA
======}}}{{{========
Panglima Kodap III Ndugama.

PEMNE KOGEYA
======}}}{{{======
Komadan Operasih Kodap III Ndugama.

Awak Media The TPNPB News .


Sumber: https://www.facebook.com/104235127862701/posts/164503971835816/?substory_index=0

Friday, 10 July 2020

JOKOWI WAJAHNYA HALUS, HATI JAHAT PEMBUNUH ORANG NDUGAMA SEPERTI SINGA!!!

OLEH PENGUNGSI NDUGAMA

JOKOWI WAJAHNYA HALUS, HATI JAHAT PEMBUNUH ORANG NDUGAMA SEPERTI SINGA

Kata Pengungsi Ndugama asal distrik Yigi: saya pernah pilih dia saat ia mencalonkan diri sebagai kepala negara Indonesia di Jakarta, saat itu Pertama. 

saya pelajari jokowi halus, lemah lembut manis, trun sampai di jalan dengan orang Indonesia, salam-salaman, pakei sepeda motor, Jelasnya. 

Menurut pengungsi ndugama setelah saya pilih dia kedua kali lagi itu, ketika ia jadi presiden baik dengan kami orang papua juga pasti kita bisa salam dia ketika jokowi ke ndugama, ternyata jokowi itu hati keras, kepala keras, jahat, dia di suru TNI/POLRI datang ke papua wilayah nya Ndugama, bunuh kami orang nduga. 

Kesal pengungsi asal ndugama ini, kenapa saya dan orang papua lain itu pilih dia, pada hal jokowi itu jahat. 

Kita orang nduga itu banyak yang mati karena kena BOM. saat itu banyak bom yang turunkan dari helikopter tgl 3-6 Desember 2018-2019 lalu. Sasaran bom 6 distrik lebih awalnya,  Mbua, Dal, Bunmuyalma, Yigi, Nitkuri, Yal, Mugi. 5 (lima) di antaranya berbeda tanggal dan hari, Waktu itu pagi-pagi 4 helikopter milik TNI serang dari udara, dari Wamena juga TNI/POLRI 30 Strada pake  menuju ke mbua, sampai di mbua tembak-tembak senjata arah ke warga, menuju ke Yigi dan ke derakmah dimana TPNPB mereka tinggal bermarkas di situ. 

TNI. Sampai di Mbua mulai tembak, bakar rumah, berapa helikopter juga turunkan BOM. Dari udara darat sehingga menyulitkan mau kemana arahnya, saat itu selamat diri.

Di Yigi orang-orang mengungsi ke hutan-hutan belantara, sambil buat kem, tanpa makan, lebih banyak anak-anak, ibu-ibu orang tua, karena takut kena Bom, sebagian yang mati TNI tembak jarak jauh dekat, sebagian yang selamat. 

Sampai hari ini jokowi hati masih keras, jahat Serigala. Selama kami tempat pengungsian tidak ada bantuan, bantuan itu kewajiban negara memberikan kepada warga sipil yang kena dampak kelaparan, Namun jokowi cuci tangan untuk orang Ndugama dan papua lainnya, sambil jokowi mikir-mikir kasih alamat orang papua Barat itu MONYET. 

Jokowi tinggal diam seribu kata karena menjuru anjing-anjing berburu monyet di ndugama dan papua lain. 

Oleh pengungsi. Pembomia, Gwijangge.

Suber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1249814482027538&id=100009969949050:

Wednesday, 8 July 2020

NKRI SUDAH MENYERAH MENGHADAPI PERGERAKAN PAPUA MERDEKA

Papua wone, 07 Juli 2020
Dalam artikel ini membahas tentang sebua video mentri internasional  yang beredar di media youtube maupun media sosial lainnya.

Yang pertama-tama kami semua orang asli Papua bersyukur atas berkat dan rahmatNya  sehingga dalam perjuangan kami tidak fakum sampai detik ini

Terumata kita semua cermati dalam video ini bahwa indonesia sudah tidak bisa menghadapi kami dalam perjuangan sebuah bangsa yang berdaulat untuk berdiri sendiri, karena pergerakan ke erah saat ini sangat pecat  dan tepat dimana mana sudah buka mata untuk perjuangan kami

Jadi saya mau tekankan disini adalah "Orang  penjabat penting saja sudah tidak bisa hadapi pergerakan  politik papua merdeka" namun hanya sedikit 0,0%  yang berliar untuk menjatuhkan pergerakan ini mohon sadar kalo anda orang  asli Papu (oap) jangan membangun opini yang  tidak maksud akal untuk mendapatkan uang bermilyar-milyar
Saat anda menikmati apa yang nkri kasih dengan senang-senang tapi saya mau katakan disini ialah:
Hasil dari propoganda anda jadi suatu saat keturunanMu tidak akan berkembang

Jadi kalo   kita orang asli papua mari kita satukan barisan dan suara untuk merdeka, seperti orang luar negeri semua turun tanggan untuk menjuarankan hak menentukan nasib sendiri.

Kritik & saran
Di video youtube:
Bisa Saksikan video ini



Aiii wa...wa...wa...wa...
Salam merdeka

Penulis :

Wiarton L.


Monday, 6 July 2020

Terjadi Konflik antara Mahasiswa Bali Selasa 06 Juli 2020

Pembungkaman ruang demokrasi oleh Pihak Aparatur  Negara saat aksi Peringati 22 tahun teragedi biak berdara di bali,

Foto kejadiannya bisa ๐Ÿ‘‰Lihat sini.....

Tragedi Biak Berdarah Merupakan akibat tindakan dari Aparatus militer Negara Kolonial Indonesia melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyat Papua Barat di Biak yang mengibarkan Bendera Bintang Kejora secara damai serta demokratis  dan selama pengibaran Bendera Bintang Kejora dari tanggal 2-6 July 1998 telah mengorbankan 230 orang. 8 orang meninggal; 8 orang hilang; 4 orang luka berat dan dievakuasi ke Makassar; 33 orang ditahan sewenang-wenang; 150 orang mengalami penyiksaan; dan 32 mayat misterius ditemukan hingga terdampar di perairan Papua New Guinewa (PNG) dan sebagian korban belum terdata sejak 6 July 1998 Sampai 6 July 2020 yang telah 22 Tahun.

Setelah Biak Berdarah, terjadi pula berbagai tragedi-teragedi mulai dari tragedi Wamena Berdarah (2000 dan 2003); Wasyor Berdarah (2001); Uncen Berdarah (2006), Nabire Berdarah (2012); Paniai Berdarah (2014),  Nduga berdarah (2017 dan 2018 sampai hari ini), Fak-Fak Berdarah [2019] dan peristiwa berdarah lainnya yang Negara kolonial Indonesia pun tak menyelesaikan kasus-kasus tersebut sampai hari ini. Bahkan Otsus [Otonomy Khusus] sejak 21 November 2001 disahkan melalui Mantan President RI [Replublik Indonesia] Soekarno Putri/Megawati Putri sampai kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin; Tak ada satu kasus pun di selesaikan malah dalam tahapan Otsus Papua berlangsung hingga kini Tragedi berdarah terus meningkat bahkan Otsus Papua yang di berikan merupakan kebijakan yang merugikan, meresahkan Rakyat Papua Barat yang terus ditindas habis-habis sampai hari ini.

Maka, untuk menyikapi yang ke-22 tahun peringatan “Tragedi Biak Berdarah, dan Kekerasan Kolonial Indonesia di Tanah Papua Barat”, Sehingga Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] Komite Kota Bali  Menuntut Indonesia Rezim Jokowi-Maruf Amin dan PBB/United Nation Segera:

1. Negara bertanggung jawab atas tragedi Biak Berdarah 1998 yang telah menewaskan ratusan nyawa manusia dan rentetan pelanggaran HAM lainnya di Papua Barat.

2. Buka ruang demokrasi seluas-luasnya dan Jamin Kebebasan Jurnalis dan Pers di Papua Barat
3. Tarik militer (TNI-Polri) organik dan non-organik dari seluruh Tanah Papua Barat.

4. Menuntup dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan MNC milik negara-negara Imperialis; Freeport, BP, LNG Tangguh, Medco, Corindo, Kelapa Sawit, Perusahan Semen, dan lain-lain dari seluruh Tanah Papua Barat.

5. Tolak Otsus Papua Jilid II dan Menentukan Nasib Sendiri sebagai Jalan Demokratis Bagi Bangsa Papua Barat.

6. Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri Bagi Rakyat Bangsa Papua Barat Sebagai Solusi Demokratis dan Sebagai Jalan Keluar dari Beragam Tragedi berdarah maupun Operasi militer Selama 58 Tahun.

Berikut ini kronologis Pembungkaman Ruang Demokrasi Oleh pihak Aparatur negara Di bali

Kronologis:

Sebelum jam 10 massa berkumpul di  titik kumpul  sebelumnya pihak aparatur sudah berada di titik kumpul  jam 7, 00 wita, pihak aparatur Negara dalam hal ini kepolisisan, Polantas, intel,tersebut telah kumpul di beberapa perempatan   untuk membungkam ruang demokrasi
09:50 aparat telah berada di titik kumpul untuk membungkam ruang demokrasi

Jam 09;50 tersebut  juga 1 buah Dalmas bersama 1 buah mobil water kenon bersama bersama 20 - an lebih aparatur Negara sudah berada di  TKP titik kumpul

Jam 10:15 kami di hadang  tepat di titik kumpul dan disuruh tidak boleh aksi degan alasan covid 19. Penghadagan tesebut juga dari 10: 15 samapi 10: 21 Kami di masih di hadang

Jam 10:16 kemudian karena sudah waktu, kami minta ruang demokrasi agar di buka untuk menyampaikan aspirasi  namun kami terus di hadang  dan batasi

Jam 10: 20 pihak aparat membungkam ruang demokrasi, merefresif dan memukul massa aksi agar tidak menampaikan aspirasi

Jam 10: 25 pihak aparat  melakukan tindakan refresif dan memukul mundur massa  aksi, beberapa massa aksi di pukul oleh pihak aparat  dan 3 orang massa aksi di pukul dan di naikan kedalam mobil dalmas sedangkan massa aksi lainnya lagi di refresif di luar  saat protes pembebasan 3 kawan yang di tahan dalam mobil dalmas

Kemudian jam 10 30 massa aksi meminta ruang untuk meyampaikan pernytaan sikap namun tidak di berikan watu , malahan  pihak aparat Refresif dan menembak water kenon ke pada massa aksi hingga bebera kawan pun jatuh karena terkena tembakan water kenon hinnga sa,pai saat ini masih pusing.

Aksi penembakan water kenon juga di lakukan  selama 10:30 hingga 10:50. Namun setelah menembak water kenon tersebut dan merefresif kami un di beri waktu untuk mebacakan pernyataan sikap degan batasan waktu.

Numun setelah jam 10: 58 pembacaaan peryataan sikap di berikannya waktu yang singkat dan penuh paksaan .

KORBAN:
1. Natalis bukega, (dapat pkul di muka, kena water kenon, kena pukulan di kaki dan di betis)
2. Frans murib, (dapat kejar dari oleh 4 orang aparatur militer degan motor permerek KLX, PIXON selama pukul 10:00 wita- 11;20 wita)
3. Martinus pigai, (dapat pukul di kepala hingga bengkak dan luka di kaki akibat di seret)
4. Elis pawika:  (Dapat p ukul di muka dan kena water cannon hingga jatuh)
5. Yesaya gobay, (di pukul  dan di seret ke dalam kedalam mobil dalmas dan kena water canon)
6. Fredy agaki, (di pukul dan di seret kedalam  dalmas  serta water canon)
7. Teis walilo, (di pukul dan di seret kedalam mobil dalmas
8. Jefri k,Dapat seret, di pukul secara brutal di bagian muka, leher dan pinggang kiri dapat tending ,baju di robek serta kena water kenon sampai susah bernafas)
9. Melki olagai, (di tarik dan dipukul)
10. Jenno dogomo, (di tarik dan pukul dan kena water cennon hingga susah bernafas)
11. Joice uropdan, (Ditembaki Water Canon, luka sobek di bibir bawah, memar di tulang pipi bagian Kiri, memar di Mata bagian kanan)
12. Jeni wetipo,  (kena water cenon hingga jatuh)
13. Rata rata semua massa aksi di pukul dan kena water cannon

- Perlengkapan yang di ambil dan dibrusaki oleh pihak aparat

1. Poster poster di di rusaki oleh pihak aparat
2. Spanduk di ambil oleh pihak aparat tetapi kami mengabil kembali
3. Hp yang sedang siaran langsung Di ambil oleh pihak aparat
4. Toa di semprot memakai water connon hingga soak  tidak bias bunyi.
Terimah kasih.

Selenkapnya akan di lanjutkan dalam jumpa Pers  terkait pembungkaman ruang demokrasi oleh aparatur Negara di bali

Sumber Fb: AMP

Friday, 3 July 2020

RESMI KETUA OPM/TPNPB DAN ULMWP ADALAH TUAN BENNY WENDA

Tn  .Benny Wenda
Realitas Dinamika Politik

KETUA RESMI OPM/TPNPB DAN ULMWP ADALAH TUAN BENNY WENDA: ULMWP ADALAH HONAI DAN PERAHU BESAR MILIK BANGSA WEST PAPUA DAN ULMWP PENJELMAAN ROH BARU DARI OPM.
-------------------------------------------------------------------


Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman,MA

"Ketua resmi OPM dan ULMWP itu Tuan Benny Wenda. Karena, OPM adalah ULMWP dan ULMWP adalah OPM." (Filep.J.S. Karma).

"ULMWP adalah roh baru dari OPM." (Rex Rumakiek).

"ULMWP adalah kita dan kita adalah ULMWP. "( Mikha G.).

Anton S. pada Jumat, 3 Juli 2020, setelah membaca pernyataan Filep J.S. Karma, bahwa "Ketua resmi OPM dan ULMWP itu Tuan Benny Wenda. Karena, OPM adalah ULMWP dan ULMWP", pak Anton memberikan respons sebagai berikut:

"Amen. Saya sudah baca surat penunjukkan Tuan Yacob Hendrik Prai atas kakak Tuan Benny Wenda sebagai ketua Perjuangan bersama. Para Tokoh lainnya, saya belum sempat baca surat seperti itu, Bapak Gembala."

Penulis mempunyai keyakinan, bahwa ungkapan hati nurani dan keyakinan politik dua tokoh besar dan pejuang sejati, Tuan Rex Rumakiek dan Tuan F.J.S. Karma adalah dasar, alasan serta yang sulit kita bantah dengan nalar kita. Karena, dua tokoh ini mempunyai kisah panjang dalam sejarah perjalanan OPM yang sekarang terjelama dalam roh baru yang dikenal Perahu dan Honai Besar, yaitu ULMWP.

Jika kita semua dapat merenungkan dan menjiwai dengan rendah hati, jujur dan hati serta pikiran terbuka tentang ungkapan hati nurani dua tokoh dan pejuang sejati Tuan Rex Rumakiek dan Tuan Filep Karma, maka kita disadarkan tentang roh dan keberadaan OPM dan ULMWP yang sesungguhnya.

Karena, selama ini kita dibingungkan dan dikaburkan dengan pernyataan-pernyataan di media sosial oleh beberapa generasi muda sebagai aset bangsa West Papua yang belum menempatkan diri dengan tepat, proporsional dan profesional.

Terima kasih banyak patut kita sampaikan kepada dua tokoh pejuang dan pahlawan sejati dari puluhan, ratusan bahkan ribuan pejuang sejati yang ada dan juga sudah berpulang.

Tuan Rex Rumakiek dan Tuan F.J.S. Karma sangat membantu kita semua untuk mengerti posisi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sudah terjelma dalam honai dan perahu besar ULMWP.

Penegasan dari dua tokoh ini sudah cukup memadai. Karena itu, mari, seluruh rakyat dan bangsa West Papua dari Sorong-Merauke-Samarai, berkomitmen untuk menjaga dan mendukung penuh ULMWP SEBAGAI HONAI DAN PERAHU BESAR MILIK BANGSA WEST PAPUA DAN ULMWP YANG MERUPAKAN PENJELMAAN ROH BARU DARI OPM.

"ULMWP adalah OPM dan OPM adalah ULMWP.

"ULMWP adalah kita dan kita adalah ULMWP."

"Kita adalah OPM dan OPM adalah kita."

ULMWP is a new spirit of OPM" (Tuan Rex Rumakiek).

Rex Rumakiek salah satu pilar penting dari OPM dalam suatu pertemuan bersejarah para pemimpin ULMWP pernah menyampaikan keyakinan politiknya.

" ULMWP adalah perwujudan roh dari OPM." Jadi, tidak ada orang secara kelompok atau pribadi mengkleim atau mengaku dirinya adalah Ketua OPM."

Rabu, 1 Juli 2020, penulis berkesempatan menelepon salah satu tokoh besar, Filep Jacob Semuel Karma, lebih populer Filep Karma. Tidak asing untuk semua orang, termasuk komunitas global tentang tokoh besar seperti Filep Karma.

Ia dikenal luas sebagai pejuang sejati martabat kemanusiaan, kesamaan derajat, kesamaan hak politik dan hak hidup, keadilan dan perdamaian permanen bagi bangsanya West Papua. Filep Karma terkenal perjuang West Papua Merdeka dengan jalan damai dan dialog damai yang setara dan bermartabat.

Filep sampaikan: "Pak Yoman, saya ini OPM dan saya juga ULMWP. Jadi, tidak boleh ada orang yang buat pemisahan antara OPM dan ULMWP. Karena OPM adalah ULMWP dan sebalaiknya ULMWP adalah OPM."

"Orang-orang keliru, kalau ada yang bedakan OPM dan ULMWP. Karena proses perjuangan yang panjang dari para tokoh OPM telah melahirkan ULMWP."

"ULMWP itu dibentuk oleh para pejuang OPM sejati. Contohnya: Tuan Rex Rumakiek, Tuan Andy Ayamiseba, Tuan Jacob Rumbiak, Tuan Hengky Rumbewas, Nona Leoni Tanggafma anak pejuang OPM dan masih banyak nama lain lagi."

Pendeta Dorman Wandikbo, S.Th. Presiden Gereja Injili di Indonesia sering sampaikan dalam berbagai kesempatan. "Kita semua yang berambut keriting dan kulit hitam ini adalah OPM. Jadi, kita sebagai Orang Asli Papua ini tidak katakan bahwa saya bukan OPM."

Pdt Dr. Benny Giay, Ketua Sinode Kingmi di Tanah Papua sering sampaikan. "Kamu gubernurkah, bupatikah, walikotakah, pejabat tinggikah, kamu semua hidup dalam penjara Indonesia. Karena, kamu semua dianggap OPM, Separatis, Makar."

Jadi, orang Indonesia yang tinggal, hidup dan bekerja di West Papua di atas Tanah orang-orang OPM. Makan makanan ubi, sayur, keladi, singkong, dan ikan dan lain-lain berasal dari Tanah OPM.

Menurut penulis, pandangan dan keyakinan penguasa kolonial Indonesia dan sebagian rakyat Indonesia yang RASIALIS memandang bahwa semua Orang Asli Papua, rambut keriting dan kulit hitam itu anggota OPM, Separatis, Makar.

Ingat, ULMWP dan Rakyat dan bangsa West Papua tidak berjuang sendirian. Tetapi, seluruh masyarakat global bersama-sama ULMWP berdiri dengan semangat solidaritas dari "Black Lives Matter. West Papua Lives Matter" menjadi kekuatan kita untuk membela dan mempertahankan martabat kami sebagai manusia di atas Tanah leluhur kami bukan sebagai Separatis, Makar.

"Saya berkomitmen dan konsisten menggunakan iman saya, ilmu pengetahuan, posisi saya, talenta saya, pengaruh saya serta pengalaman saya untuk mengejar orang-orang yanh melawan ULMWP sebagai roh baru dari OPM dimana dan kapan saja di planet ini dimanapun dengan cara-carw saya demi bangsaku West Papua" ( Gembala Dr. Gembala Socratez S.Yoman).

Tuhan Yesus memberkati ULMWP dan rakyat dan bangsa West Papua, seluruh pejuang di hutan dan di Dalam dan Luar Negeri serta para solidaritas kemanusiaan.

Ita Wakhu Purom, Jumat, 3 Juli 2020.

Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Anggota: Konferensi Gereja Pasifik (PCC).
4. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
__________

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=275147036900747&id=100032163589714

Thursday, 2 July 2020

Lukas Enembe Tolak jilik II For Dana Otsus Papua

Liputan6.com, Papua - Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengancam akan mengembalikan dana otonomi khusus ke pemerintah pusat. Karena gara-gara dana itu, pihaknya selalu dicurigai dan merasa diintimidasi.

"Dana otsus itu kecil, lebih baik kita kembalikan saja. Dana otsus itu tak mampu membiayai pembangunan di Papua. Bayangkan saja Rp 100 miliar hanya mampu untuk membiayai pembangunan dua jembatan di wilayah Pegunungan Tengah Papua," kata Lukas, Rabu (17/2).

Padahal, menurut Enembe, dalam kepemimpinannya yang hampir berjalan 3 tahun ini, alokasi dana otsus 80% dikelola kabupaten dan 20% dikelola oleh provinsi.

"Sebelum masa kepemimpinan saya itu kan, pengelolaan 60:40 yakni 60% dikelola provinsi dan 40% kabupaten. Tetapi kami sadar, yang memiliki rakyat kan di kabupaten. Dana 20% yang kami kelola itu pun masih dibagi lagi untuk lembaga keagamaan," ucap Enembe.
 Enembe menambahkan, dengan adanya dana otsus itu, imbasnya tatanan hidup sebagian warga Papua jadi berubah. Bahkan, sejumlah isu sengaja dihembuskan untuk mendiskreditkan pejabat di Papua.

"Kami akan membicarakan langkah terbaik dan membicarakannya dengan para bupati, apakah berdampak atau tidak, jika dana otsus ini kita kembalikan," kata Enembe.

Dalam pidatonya, usai melantik 6 kepala daerah dari Kabupaten Nabire, Merauke, Asmat, Pegunungan Bintang, Keerom dan Waropen di Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, Enembe juga menyebutkan, justru dengan menggunakan dana otsus, kepala daerah di Papua disoroti publik.

"Padahal kepala daerah di Papua ini bekerja sangat berat, dengan akses geografis yang sulit, tingkat kemahalan yang tinggi dan kondisi sosial budaya yang beragam. Papua ini punya harga diri. Hanya dengan dana kecil seperti ini saja, kami dikejar-kejar," ujar Enembe.

Nanti, kata Enembe, di Musrenbang bupati kami akan bahas ini, dana otsus akan dikembalikan atau tidak. Menurut saya, daripada menjadi isu politik, lebih baik kita kembalikan.

"Setelah dikembalikan, kita akan mengelola sumber daya alam kita saja dan memanfaatkannya," tandas Enembe

Sumber: https://m.liputan6.com/regional/read/2438736/sering-diintimidasi-gubernur-papua-ancam-kembalikan-dana-otsus?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink

Wednesday, 1 July 2020

"EXSODUS PELAJAR DAN MAHASISWA PAPUA SE - INDONESIA MASIH BERTAHAN DI POSKO UMUM, JAYAPURA"

Rasisme bukan sekadar tindakan diskriminatif secara manasuka. Dalam pelbagai wujudnya, rasisme adalah keyakinan struktural dan sistemik bahwa kelompok-kelompok manusia tertentu lebih rendah derajatnya.

Dalam kasus Indonesia dan Papua, ekspresi rasisme tak sebatas serangan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya tanggal 16-17 dan kota-kota lain di Indonesia, bukan juga sekadar olok-olok yang menyamakan orang dengan "monyet".

Rasisme terhadap orang Papua tampil dalam banyak wajah, dari kelangkaan guru dan dokter di banyak daerah di Papua hingga proyek-proyek pembangunan (termasuk jalan dan jembatan) yang lebih menguntungkan pendatang Indonesia ketimbang orang asli Papua.

Rasisme juga terlihat dari penggambaran personel militer Indonesia sebagai "pekerja kemanusiaan" alih-alih pasukan bersenjata, hingga penggambaran orang Papua sebagai "pemberontak" berbahaya yang membawa penderitaan bagi rakyat Papua sendiri.

Rasisme muncul pada diri orang Indonesia yang memakan mentah-mentah narasi besar bikinan para pejabat negara, orang-orang Indonesia yang menutup telinga dari suara-suara orang Papua dan menyebut kisah-kisah orang papua sebagai "provokasi". Rasisme hadir dalam sikap orang Indonesia terhadap orang Papua yang seringkali dilandasi belas kasihan ketimbang solidaritas.

Rasisme juga muncul dalam pelabelan orang Papua sebagai "orang bodoh", "pemabuk", "kasar", "monyet dungu" yang menjalani hidup bak mop Papua yang patut kita ditertawakan. Kita lupa bahwa mop Papua, lelucon-lelucon khas ini, adalah cara orang Papua menertawakan kekerasan brutal yang mereka alami, lengkap dengan logika kekuasaan dan dominasi kolonial yang menyertainya.

Setelah kejadian di Surabaya, orang Papua mengubah olok-olok "monyet"—dari semula merendahkan kemanusiaan menjadi seruan untuk bertindak. Dari sana, orang-orang Papua di Jayapura dan Manokwari turun ke jalan untuk melawan dehumanisasi atas diri mereka dan mengutuk rasisme Indonesia yang terang-terangan.

Tekanan besar ini rupanya cukup mampu memaksa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk minta maaf. Meskipun disambut baik, permintaan maaf ini hanya awal dari kerja-kerja berat melawan prasangka orang Indonesia terhadap orang Papua dan menghabisi rasisme.

Orang Papua tak perlu diselamatkan. Orang Paua lebih dari mampu untuk berdiri di atas kaki sendiri. Yang Orang Papua butuhkan adalah solidaritas agar orang Indonesia, membersihkan hati nurani dan "MEMBERIKAN ORANG PAPUA MENENTUKAN NASIB SENDIRI."

Jika ada yang perlu diselamatkan bagi Orang Indononesia adalah "kemanusiaan" Indonesia itu sendiri. Orang Indonesia perlu menyelamatkan diri dari rasisme Indoonesia sendiri, dari rasa kemanusiaan Indonesia yang telah rusak, dari mental kolonial yang bersemayam dalam diri.

Kini bahwa banyak Orang Non Papua yang sadar dan mau mendukung semangat kami untuk mencari solusi penyelesaian masalah RASISME terhadap kami Orang Asli Papua yang di abaikan sampai saat ini.

Melihat Persoalan Rasialisme di Indonesia yang dilakukan oleh aparatus Negara, yakni TNI - POLRI, SAT POL PP dan Ormas Reaksioner pada saat 16 - 17 Agustus 2019 dan seluruh bentuk perlakuan hukum yang rasis, kami Exodus Pelajar dan Mahasiswa Papua Se - Indonesia yang terkonsolidasi di dalam Posko Umum Exodus Papua 2019 tetap eksis dan masih berada dalam bentuk perlawanan terhadap perlakuan Rasialisme tersebut.

Hidup Rakyat Papua
Hidup Mahasiswa Papua
Orang Papua bukan MONYETTTT
๐Ÿ˜‡๐ŸŒป✊✊✊✊
Sumber:https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=156724072601989&id=100531618221235